FKIP : Terbanyak dan Terbaik
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak pernah berhenti mengukir sejarah baru dalam dunia pendidikan Tanah Air. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbesar di Malang Raya ini kenmbali menggodok 6.000 mahasiswa baru (maba) angkatan 2010/2011. Kelak setelah terjun ke masyarakat, mereka diharapkan mampu menjadi intelektual muda yang bertanggung jawab dan berkeadilan. Jumlah 6.000 maba UMM ini adalah hasil seleksi akademik dari berbagai tes yang dipersiapkan panitia penerimaan maba tahun 2010/2011. Tahap awal pembentukan karakter itu dimulai dari program Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (PESMABA), Rabu-Jum’at (1-3/9).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tetap menjadi primadona bagi mahasiswa baru (maba) yahun ini. Hal itu dibuktikan dengan bertahanya fakultas tersebut diurutsn pertama sebagai fakultas dengan jumlah maba terbanyak di UMM, yakni mencapai 1200 mahasiswa. Pelaksanaan Pesmaba FKIP yang berlangsung di Dome UMM selama tiga hari (1-3/9) sekaligus membawa fakultas tersebut menjadi penyelenggara Terbaik 1 Pesmaba 2010-2011.
Adhitya Wiraga Dwi Satria, Ketua Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM menambahkan, kegiatan Pesmaba bagi maba FKIP akan disesuaikan dengan lingkungan yang akan digeluti mahasiswa FKIP, yakni sebagai pendidik. Menurut dia dalam Pesmaba tahun ini lebih mengedepankan education. "Sesuai pesannya Pak Rektor, kita tidak boleh melakukan perpeloncoan kepada maba. Hal itu memang yang akan kita lakukan. Tugas-tugas yang akan kita berikan kepada adik-adik kami sifatnya mendidik dan meningkatkan intelektual mereka," jelasnya. an juga prestasi tersebut diraih dengan belajar dari pengalaman. "Belajar dari pengalaman Pesmaba tahun lalu, kami mencoba memaksimalkan kerja panitia. Akhirnya Pesmaba FKIP kali ini bisa mendapatkan Juara 1," paparnya lagi bangga.
Pembantu Dekan III FKIP Nur Widodo mengungkapkan, kemenangan tersebut merupakan bukti adanya komitmen FKIP dalam memberikan pelayanan terbaik. "Sejak awal sudah dilalukan koordinasi agar Pesmaba tidak menjadi momok bagi maba, melainkan dijadikan ujung tombak maba menuju dunia kampus bedasarkan tiga poin yaitu menyenangkan, kreatif, dan aktif," ungkapnya.
Untuk memastikan tidak adanya kekerasan dalam Pesmaba, Pembantu Rektor (PR) III, Drs. Joko Widodo, M.Si, sudah memerintahkan seluruh Pembantu Dekan (PD) III memantau meski tidak dengan cara mengintervensi kreativitas masing-masing fakultas. "Seluruh fakultas dibebaskan untik berkreasi, tetapi PD III dan dosen tetap kami minta untuk memantau agar semua berjalan dengan baik," kata Joko. Meski demikian, pihaknya yakin mahasiswa senior tidak akan melekukan kekerasan karena tradisi UMM sejak awal memang tidak mengenalnya.
Maba Asing Kuliah di UMM
UMM ternyata juga dilirik mahasiswa asal Luar Negeri. Pada Pesmaba UMM 2010/2011 kali ini, banyak 32 maba asing belajar di kampusputih Tegalgondo. Para Mahasiswa ini berasal dari Italia, Prancis, Madagaskar Thailand, Amerika Serikat, Polandia, dan Australia. Sejumlah mahasiswa ini tersebar di jurusan Hubungan Internasional, Bahasa Indonesia, Manajemen, dan Teknik Informatika. “Setiap tahun selalu ada mahasiswa asing yang belajar disini. Dan tahun ini kami bersyukur, ada 32 maba yang belajar di UMM,“ ungkap Humas UMM Nasrulloh, kemarin. Menurut dia, para mahasiswa asing ini mengambil program strata-1. Sama dengan maba yang lain, mereka juga dibekali dengan berbagai pengetahuan dasar tentang perkuliahan dan tata tertib kehidupan dalam kampus.
Terpisah, Rektor UMM Muhadjir Effendy menegaskan bahwa Pesmaba merupakan jembatan awal untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Untuk itu dibutuhkan kesungguhan dalam menuntut ilmu di UMM. "Pesan kita, Pesmaba jangan jangan dipergunakan sebagai ajang perpeloncoan. Lebih baik diisi dengan kegiatan lain yang bersifat mendidik. Karena Pesmaba ini merupakan tahapan untuk mengenalkan lingkungan kampus kepada maba," tegas pria yang juga pengamat militer itu.
Sedangkan Ketua Badan Pelaksana Harian UMM Prof. Dr. Malik Fajar lebih menekankan pada niat setiap individu maba. Menurut mantan Menteri Pendidikan ini, segala perbuatan harus diawali dengan niat. Demikian halnya dengan para maba UMM ini. Jika ingin meraih cita-cita dan menjadi pemimpin bangsa harus diawali dengan niat untuk bersungguh-sungguh ingin menuntut ilmu di UMM. "Agar bisa berkopetensi dengan pesaing, setiap mahasiswa harus menyiapkan kemampuan intelektualnya. Mampu membangun network/jaringan dan harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki iman dan taqwa yang kuat," jelas Malik Fajar.
******************************************
Daftar Pustaka
Koran Bestari UMM
******************************************
Daftar Pustaka
Koran Bestari UMM




Tidak ada komentar:
Posting Komentar